Selasa, 06 September 2016

Contoh revlective journal : Hak cipta milik Allah SWT melalui monalisa



TERKIKISNYA “SOFT SKILL OF INDONESIAN

Mencoba kembali mengingat ketika Bapak Arwani menyampaikan sebuah realitas kehidupan saat soft skill telah mulai memudar,budaya ramah tamah yang merupakan ciri dari bangsa indonesia perlahan mulai menghilang dan terkikis dari kepribadian generasi penerus bangsa indonesia.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak arwani beberapa waktu lalu, saat kumpulan mahasiswa di kampus XXX yang berorasi didepan kantor Rektor untuk berunjuk rasa demi mencapai sebuah kesepakatan, menyebutkan Rektor dengan hanya menyebut Nama tanpa dengan sebutan “Bapak atau Mister” sebagai wujud dari generasi bangsa, pantaskah ini ditiru? Ini adalah sebuah penyimpangan dari keunggulan Bangsa Indonesia yang terkenal dengan perilaku kesopanan dan saling menghargai tanpa adanya diskriminasi baik dari pihak yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Dimanakah manusia yang bermoral saat ini?
Menghormati yang lebih tua adalah sebuah kewajiban dan menyayangi yang lebih muda adalah sebuah keharusan. Berkaca pada diri sendiri sebelum menghakimi bahkan merendahkan orang lain, terlebih untuk orang yang lebih tua. Memahami gaya berkomunikasi yang baik dan benar, menyesuaikan siapa orangyang akan diajak bicara, terutama terhadap orang yang lebih tua haruslah bersikap lebih sopan. Jangan pernah menghardik seolah-olah kita benar dan orang lain salah karena cara penyampaian kata per kata dalam mengungkapkan ketidakpuasan akan mempengaruhi cara pandang orang lain terhadap kepribadian kita sendiri.
Maraknya generasi muda indonesia yang lebih suka mengadopsi budaya barat dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah kekeliruan yang dapat mengakibatkan berkurangnya soft skill yang telah ditanamkan sejak kecil. Demi mempertahankan budaya kita yang terkenal ramah dan sopan, sudah seharusnya menggunakan panggilan khusus untuk orang yang lebih tua maupun yang lebih muda sebagai wujud apresiasi dan penghormatan dibandingkan hanya dengan memanggil Nama Terang atau sebutan “Kamu” untuk memerintahkan atau meminta tolong kepada orang lain.
Dimana soft skill yang membumi di tanah Pertiwi ini?
Keramahan tanpa kasta, jiwa raga hidup dalam peti tiada peduli.
Di luar negeri, sudah banyak negara-negara yang telah menyadari betapa pentingnya soft skill untuk sebuah kenyamanan dan kepuasan pelayanan yang diberikan kepadacostumers. Dibandingkan dengan hard skill, soft skill lebih diutamakan karena dapat menjadi tolak ukur seberapa jauh seseorang dapat memahami dan diterima dalam ruang lingkup sosial, masyarakat dan pekerjaan. Tidak peduli apakah seseorang itu memiliki GPA (Grade Point Average) yang hampir meyentuh angka 4.00, soft skill juga ikut berpengaruh untuk menentukan diterima atau tidaknya seseorang dalam mencari sebuah pekerjaan. Orang lain akan melihat perbedaan lulusan dari kepribadian, baik berupa cara berjalan, sikap, attitude yang baik, cerdas secara emosi dan memiliki perhatian terhadap sesama manusia.