Jumat, 02 November 2018

MAAF, DARI BULAN

MAAF, DARI BULAN


Jika biru masih diatas abu-abu
Menenggelamkan rindu di arus tanpa ragu
Kemudian menciptakan sendu
Dengan bait awal, "Maafkan Aku"

Jika matahari enggan memberi kesempatan
Apa yang bulan lakukan di gelapnya malam?
Menunggu bukan jawaban,
Berjuang adalah pilihan

Waktu menikam dan jarak menghantam
Membunuh perlahan menyisakan titik hitam
"Lantas apa yang harus aku lakukan?"
Untukmu yang aku sayang
Yang masih dalam kemalangan

Orang bilang, Kartini adalah pejuang emansipasi perempuan
Di tanahnya lah, aku harap dapat berdiri
Maukah menemani walau hanya sehari?

Jangan jauh-jauh, aku sayang kamu
Jangan pergi ya? aku belum bisa lari
Masih tetap belajar untuk berdiri
Dan jika kamu tak sudi lagi mencintai,
Jangan usir aku untuk menepi
Aku masih disini, di Bumi,
Boleh ya aku datang menghampiri?



Semarang, 02 November 2018

Dibuat oleh Monalisa pukul 22:51 WIB


Rabu, 04 April 2018

HIJAU DIUJUNG SENJA

HIJAU DIUJUNG SENJA

Berkisah seorang dari jawa

Tentang generasi yang terjajah masa

Tentang dia yang berada di ujung sana

Memimpikan kembali untuk sekedar sapa, bertatap muka

Bersama anak dari desa

Langit berawan, abu-abu menuju hitam

Sedang ia hanya duduk 

Bercengkrama dengan laras panjang

Tak bisa menentang titah dari sang komandan

Terkadang ...

Menyeka air mata, bertahan dibalik seragam

Berjuang untuk tidak tumbang

Menang melawan rindu untuk bisa terbang

Menuju halaman, tempat pertama kaki dipijakkan

Semarang, 19 Maret 2018

-MONALISA-

puisi ini saya buat untuk seseorang yang ceritanya membuat saya pribadi terinspirasi, dari mulai dia tumbuh dimasa SMA sampai sekarang ini, bertugas di pulau ujung Indonesia.. mungkin ini bukan apa-apa dibandingkan dengan perjuangannya, tapi saya sangat mengapresiasi apa yang dia lakukan.. semoga Allah SWT selalu melindunginya dari marabahaya, tetap sehat, dan bisa segera berkumpul dengan keluarga di rumah walaupun cuma bertegur sapa untuk mengobati rasa rindu di dada..

puisi ini juga dibuat untuk merayakan rilisnya film "Jelita Sejuba", besok pada tanggal 5 April 2018..

selamat menonton :))

Selasa, 20 Maret 2018

PUISI "SURAYAH"


SURAYAH 

Yah…
Untuk tinta yang kau taburkan
Untuk aksara yang kau tulis
Yang di dalamnya terpatri kata
Dalam lembaran kertas
Indah berbalut selimut sederhana
Yah.. Aku suka
Iyaa dia Dilan 1990
Yang dengan sebuah kalimat aku tertawa
Terkesima ketika dia memulai bicara
Tersenyum ketika dia mulai melangkah
Dengan penuh gaya .. dia berkata
“jangan rindu, berat. Kamu tidak akan kuat, biar aku saja”

Tegal, 28 Januari 2018
MONALISA
Puisi ini ditulis sebagai bentuk apresiasi kepada penulis dan sutradara film “Dilan 1990” ayah pidi baiq

Minggu, 04 Maret 2018

PETIKAN RINDU

Kemarin dia pergi dari tempat dimana ia biasanya berdiri..

Tidak tanpa jejak cerita

Rasanya air mata ini ingin menangis sendu

Terharu, ataukah wujud dari tangis pilu?

Segeralah berakhir dari putaran siklus tak berirama ini

“Aku rindu

Petikkan gitarmu untukku”

Bahkan ketika malam memendam cahaya

Untukku... ia masih ada di situ

Seperti di ujung pintu, hanya untuk menunggu

Yang hanya aku tau,

ia  biasa tersenyum ketika bersamaku

lalu.. 

Bisakah aku melawan sang rindu?

Ku jawab bisa, untuk sekedar ungkapan tak bermakna

Berbanding terbalik dengan rasa di raga

“yaa, rindu ini terlalu berat.. bisakah kau menelfonku dan berkata

Mona, aku ingin bertemu”

8/8/2017

MONALISA